Banjir Banyumas: Warga Diimbau Waspadai Adanya Bencana Susulan
Zulkifli Fahmi
Sabtu, 11 Januari 2025 18:24:00
Murianews, Banyumas – Meski banjir Banyumas berangsur surut, BPBD setempat mengimbau warga untuk mewaspadai terjadinya banjir susulan. Terutama warga di wilayah yang tergenang banjir, Jumat (10/1/2025) malam.
Kepala Pelaksana BPBD Banyumas Budi Nugroho mengatakan, imbauan itu berdasarkan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG. Di mana, cuaca ekstrem berpotensi terjadi hingga Minggu (12/1/2025).
Cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan petir, Jumat (10/1/2025) sore hingga malam hari telah mengakibatkan bencana hidrometeorologi berupa banjir luapan, tanah longsor, dan pohon tumbang di sejumlah wilayah Banyumas.
Hingga Sabtu (11/1/2025) pagi, kata dia, genangan air akibat banjir luapan di sebagian besar lokasi kejadian telah surut.
”Pagi ini (11/1), genangan masih ada di beberapa wilayah meskipun berangsur surut, salah satunya di Perumahan Diamond,” katanya, seperti dikutip dari Antara.
Menurut dia, pihaknya telah melakukan penanganan terhadap pohon tumbang di tujuh lokasi kejadian serta menangani tanah longsor di Desa Ledug, Kecamatan Kembaran.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya hingga saat ini masih melakukan asesmen di seluruh wilayah yang terdampak bencana.
”Yang pasti masyarakat tetap harus waspada karena sesuai peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga hari Minggu (12/1). Semoga tidak sampai memicu terjadinya banjir susulan,” kata Budi.
Peringatan BMKG...
Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait dengan potensi terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Tengah pada tanggal 10-12 Januari 2025.
Potensi cuaca ekstrem itu dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya dampak tidak langsung dari bibit siklon 97S yang terpantau di Samudra Hindia selatan Banten.
Bibit siklon 97S itu menyebabkan pola belokan angin dan pertemuan angin atau konvergensi di wilayah Jateng.
Selain itu, potensi cuaca ekstrem juga dipengaruhi aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial di Jawa bagian tengah, sehingga berkontribusi pada aktivitas pembentukan awan konvektif di wilayah Jateng.
Kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah, sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas.
Serta, kondisi labilitas udara yang cenderung labil di wilayah Jateng juga turut berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem.
Beberapa wilayah Jateng yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada tanggal 10-12 Januari, antara lain Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Pekalongan, Semarang, Surakarta, Tegal, Brebes, dan sekitarnya.



