Itu diungkapkannya saat jadi keynote speaker Focus Group Discussion (FGD) bertajuk ”Bisnis Media di Era Efisiensi” di salah satu restoran Solo, Senin (16/6/2025) lalu.
”Kita harus bisa mencari peluang. Sekarang ini dengan banyaknya media sosial bisa diolah menjadi pendapatan. Tidak bisa lagi hanya mengandalkan iklan melalui instansi milik pemerintah. Apalagi ada kebijakan untuk efisiensi. Pintar-pintarnya kita mengolah media sosial,” ucap politisi PDIP itu.
Di hadapan puluhan wartawan Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar, Sumanto mengajak media untuk mengeksplor diri dengan konten-konten kreatif.
Mantan Ketua DPRD Karanganyar itu juga menyinggung keberadaan Artificial Intellegence (AI) yang sudah banyak digunakan industri media. Namun, ia khawatir perkembangan AI akan menggantikan banyak pekerjaan manusia.
”Membaca perkembangan AI sudah sebegitu canggihnya. Namun saya yakin secanggih-canggihnya AI tidak bisa menggeser bidang energi dan pangan. Saya pun berharap rekan-rekan wartawan ini bisa meng-upgrade keterampilannya, sehingga tidak akan tertinggal atau terlindas perkembangan zaman,” katanya.
FGD itu sendiri menghadirkan tiga narasumber, yakni Head of Media Strategist Solopos Media Grup Danang Nur Ihsan, Pempred Jawa Pos Radar Solo Kabun Triyanto, dan Production Manager Metta Media Farhan Arif.
Murianews, Solo – Media di Jawa Tengah didorong untuk terus beradaptasi dan inovatif dalam menghadapi masa sulit. Terutama di era efisiensi anggaran pemerintah yang juga berdampak pada media.
Ketua DPRD Jateng Sumanto mengatakan, saat ini sejumlah pelaku media sudah mulai berinovasi. Bahkan, beberapa telah menemukan solusi hingga mampu meningkatkan pendapatannya.
Itu diungkapkannya saat jadi keynote speaker Focus Group Discussion (FGD) bertajuk ”Bisnis Media di Era Efisiensi” di salah satu restoran Solo, Senin (16/6/2025) lalu.
”Kita harus bisa mencari peluang. Sekarang ini dengan banyaknya media sosial bisa diolah menjadi pendapatan. Tidak bisa lagi hanya mengandalkan iklan melalui instansi milik pemerintah. Apalagi ada kebijakan untuk efisiensi. Pintar-pintarnya kita mengolah media sosial,” ucap politisi PDIP itu.
Di hadapan puluhan wartawan Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar, Sumanto mengajak media untuk mengeksplor diri dengan konten-konten kreatif.
Mantan Ketua DPRD Karanganyar itu juga menyinggung keberadaan Artificial Intellegence (AI) yang sudah banyak digunakan industri media. Namun, ia khawatir perkembangan AI akan menggantikan banyak pekerjaan manusia.
”Membaca perkembangan AI sudah sebegitu canggihnya. Namun saya yakin secanggih-canggihnya AI tidak bisa menggeser bidang energi dan pangan. Saya pun berharap rekan-rekan wartawan ini bisa meng-upgrade keterampilannya, sehingga tidak akan tertinggal atau terlindas perkembangan zaman,” katanya.
FGD itu sendiri menghadirkan tiga narasumber, yakni Head of Media Strategist Solopos Media Grup Danang Nur Ihsan, Pempred Jawa Pos Radar Solo Kabun Triyanto, dan Production Manager Metta Media Farhan Arif.
Tiga Strategi...
Danang menyebut ada tiga strategi bisnis media yang bisa diterapkan agar tetap eksis, yakni advetorial, banner, dan programatic.
”Dengan tidak meninggalkan media sosial melalui platform TikTok, X, Instagram, bisnis media juga tetap ada yang fokus pada cetak dan website,” lanjutnya.
Kabun menambahkan membaca perilaku masyarakat sekarang ini perlu diperhatikan industri media. Ia menyebut, saat ini masyarakat cenderung menyukai informasi bersifat visual.
Dengan demikian industri media harus tahu konsep visual yang diinginkan masyarakat sehingga bisa bertahan dan berkembang.
Sementara itu, Farhan Arif menyebut verifikasi pada media mutlak diperlukan saat ini. Untuk media radio, ia pun menyarankan agar memvisualisasikan siaran radio.
”Selama ini penyiar radio menjadi misterius. Namun setelah divisualkan justru mendapatkan respons positif dari masyarakat. Berangkat dari inilah perlu ada variasi-variasi dalam bermedia,” katanya.