Diketahui, bencana banjir tengah terjadi di Demak dan Grobogan. Sebanyak 11 desa di Demak masih tergenang banjir, sementara di Grobogan ada dua desa yang tergenang banjir.
Di sela Sarasehan Kebangsaan di Gedung Nusantara IV MPR RI, Jakarta, Selasa (20/5/2025) Ahmad Luthfi mengatakan, pemerintah terus bergerak cepat dalam penanganan bencana banjir di dua kabupaten itu.
”Kami sudah mengerahkan beberapa satgas, BPBD dan dinas terkait sudah di tempat, beberapa pengungsi sudah kita lokalisir. Bantuan logistik sudah dikerahkan ke sana,” katanya.
Ahmad Luthfi pun sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Kementrian Pekerjaan Umum (PU) untuk segera melakukan normalisasi.
”Sungai Tuntang ini adalah kewenangannya pemerintah pusat, dalam hal ini BBWS dan Kementerian PU,” kata dia.
Pada kesempatan itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap waspada. Terlebih saat ini curah hujan masih cukup tinggi di beberapa daerah.
Murianews, Jakarta – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mendorong Sungai Tuntang untuk dinormalisasi. Itu dilakukan agar wilayah Kabupaten Demak dan Grobogan terhindar dari banjir.
Diketahui, bencana banjir tengah terjadi di Demak dan Grobogan. Sebanyak 11 desa di Demak masih tergenang banjir, sementara di Grobogan ada dua desa yang tergenang banjir.
Di sela Sarasehan Kebangsaan di Gedung Nusantara IV MPR RI, Jakarta, Selasa (20/5/2025) Ahmad Luthfi mengatakan, pemerintah terus bergerak cepat dalam penanganan bencana banjir di dua kabupaten itu.
”Kami sudah mengerahkan beberapa satgas, BPBD dan dinas terkait sudah di tempat, beberapa pengungsi sudah kita lokalisir. Bantuan logistik sudah dikerahkan ke sana,” katanya.
Diketahui banjir di Demak dan Grobogan terjadi akibat luapan Sungai Tuntang. Kondisi itu diperparah dengan terjadinya tanggul jebol.
Ahmad Luthfi pun sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Kementrian Pekerjaan Umum (PU) untuk segera melakukan normalisasi.
”Sungai Tuntang ini adalah kewenangannya pemerintah pusat, dalam hal ini BBWS dan Kementerian PU,” kata dia.
Pada kesempatan itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap waspada. Terlebih saat ini curah hujan masih cukup tinggi di beberapa daerah.
Langkah Antisipasi...
Pihaknya pun terus menginstruksikan agar tim gabungan melakukan langkah antisipasi dengan melokalisir warga agar mudah dalam mengatur apabila terjadi bencana susulan.
”Tempat-tempat pengungsian juga sudah kami siapkan,” katanya.
Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggugan mengatakan, sesuai instruksi dari Gubernur Ahmad Luthfi, timnya langsung bergerak ke lokasi bencana setelah mendapatkan laporan.
”Langkah pertama dilakukan adalah penyelamatan warga terdampak dengan di evakuasi ke pengungsian, utamanya kelompok rentan. Kedua, penanganan teknis yang dikoordinasikan dengan instansi terkait,” katanya.
Ia menjelaskan, banjir Demak terjadi Minggu (18/5/2025) pukul 18.00 WIB. Banjir tersebut disebabkan luapan dan jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Desa Karangrejo dan Kembangan, Kecamatan Bonang.
Setidaknya ada 11 desa yang terdampak banjir, yakni Desa Ploso Kecamatan Karangtengah, Desa Lempuyang Kecamatan Wonosalam, Desa Sidoharjo Kecamatan Guntur, Desa Trimulyo Kecamatan Guntur, Desa Mintreng Kecamatan Kebonagung.
Selain itu, banjir juga melanda Desa Karangrejo, Kembangan, Krajanbogi, Gebangarum Kecamatan Bonang, serta Desa Sayung dan Kalisari Kecamatan Sayung.
Berdasarkan catatan BPBD Jateng, Senin (19/5/2025) pukul 18.00 WIB, sebanyak 11.662 warga terdampak banjir.
Ratusan Rumah Terendam..
Bencana tersebut juga menggenangi 153 unit rumah, serta 18 fasilitas umum, 13 fasilitas pendidikan, 3 fasilitas kesehatan, dan 270 hektare lahan pertanian.
”Data itu bersifat fluktuatif atau dinamis, karena tim saat ini masih di lapangan untuk penanganan,” bebernya.
Sementara di Grobogan, setidaknya 10 desa terdampak banjir, yakni Desa Sukorejo, Tanggirejo, Medani Kecamatan Tegowanu, Desa Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo.
Selanjutnya, Desa Penadaran Kecamatan Gubug, Desa Tungu, Latak, Manggarmas, Harjowinangun Kecamatan Godong, Desa Termas, Putatnganten, dan Temurejo Kecamatan Karangrayung.
Banjir Grobogan terjadi sejak Jumat (16/5/2025) pukul 22.30 WIB. Bencana itu terjadi akibat buruknya drainase ditambah jebolnya tanggul Sungai Kliteh dan Renggong serta luapan Sungai Tuntang.
”Di Grobogan, sampai Selasa, 20 Mei 2025, pukul 07.00 air belum surut di Desa Sukorejo Kecamatan Tegowanu dengan ketinggian air 50-150 cm. Jebolan tanggul belum tertutup karena aliran air dari persawahan mengalir ke Kali Renggong melalui jebolan,” jelas Bergas.