Rabu, 19 November 2025

Pukul 08.30 WIB, warung Sumami mulai senggang. Menunya sudah mulai habis. Maklum saja, kalau ramai, warung ini hanya beroperasi hingga tengah hari saja, tapi kalau pengunjungnya ramai biasa, mentok sampai jam dua siang. Dia berjalan menuju meja di pojokan, tempat di mana murianews.com menunggunya.

Menunggu dia melayani pelanggan-pelanggannya yang entah dari mana saja dan setelah itu bersedia menceritakan sedikit kisah hidupnya dan warung makan sederhana yang dia namai Pondok Dahar Selera Jenderal yang beralamatkan Krajan Lor, Pundenarum, Kec. Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah

Sebuah warung di pinggiran Kota Wali yang kini menjadi primadona pecinta kuliner lokal Pantura hingga Semarang dan sekitarnya.

Sumami menyapa dengan hangat lalu kemudian sedikit bernostalgia. Dia berkata masih tidak menyangka jika warungnya kini menjadi besar dan menjadi jujugan pelancong-pelancong rasa dari berbagai wilayah di Pantura dan sekitarnya.

Padahal kata dia, dulu saat membangun usahanya ini lebih banyak nangis-nya ketimbang modal usahanya.

”Kalau tidak ada Pertamina juga, saya mungkin tidak bisa berdiri sekuat ini,” singgungnya sedikit.

Mia dan Imam ikut menyajikan hidangan yang dipesan di warung makan mereka Pondok Dahar Mantap Selera Jenderal Demak (Murianews/Anggara Jiwandhana)

Sumami dan suaminya Imam Sudjiman memang bukan berasal dari Demak sendiri. Mereka adalah sepasang suami istri dengan tiga anak yang memutuskan menjalani kehidupan baru setelah Imam pensiun sebagai PNS di Dinas Perhubungan Semarang tahun 2012 silam.

Mereka ingin menghabiskan masa tuanya di kota yang santai bersama ketiga anaknya yang saat itu masih berusia tak lebih dari 15 tahunan untuk yang paling tua. Demak adalah jujugan utama. Kata Sumami, sebenarnya ada dua lagi kandidat di mana mereka bisa menghabiskan masa tua.

Namun Kota Wali ini jadi satu-satunya yang masuk akal. Baik dari segi lingkungan dan saldo tabungan pensiun mereka. Di tahun itu pula, mereka pindah.

”Dulu tidak seperti ini, tiap hari mas, saya nangis batin. Saya mau ngapain di sini, mau berbuat apa, tabungan Taspen (pensiun) juga sudah mulai habis. Akhirnya saat itu saya bertekat untuk jualan. Tapi Bapak sempet ragu-ragu waktu itu, tapi ya tetap akhirnya berusaha dan yakin mau jualan,” kata Sumami membuka obrolan dengan murianews.com.

Modal Rp 500 ribu... 

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler