Kamis, 20 November 2025

Dukun bayi dari Desa Tawangsari, Kenti (41) asal Gembingan Purwodadi, Kecamatan Tembarak, mengakui meski profesi ini penting bagi masyarakat pedesaan, namun semakin hari peminatnya semakin tidak ada.

Profesi ini biasanya diperoleh secara turun temurun dari si mbahnya atau ibunya. Ia sendiri tidak tahu apakah anaknya kelak mau meneruskan profesi dukun bayi atau tidak.

Dukun bayi lainnya, Istinganah (44) menjelaskan, dukun bayi itu bertugas membantu bidan atau lebih tepatnya mitra bidan setelah ibu melahirkan, tapi tidak boleh memotong tali pusar.

Mereka biasanya melakukan pijat kepada ibu dan bayinya, memandikan bayi selama 40 hari. Di wilayah Tembarak sendiri yang sering mengikuti kumpulan atau pertemuan di puskesmas ada 17 dukun bayi.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler