Rabu, 19 November 2025

”Dana Desa bisa kami gunakan untuk pemberdayaan energi. Kami alokasikan anggaran untuk pembuatan biogas di masyarakat. Agar masyarakat punya rasa hadarbeni atau rasa memiliki,” terang Yanto.

Program pembuatan digester biogas secara patungan terus berkembang hingga saat ini. Dari semula hanya ada delapan unit digester di 2019, saat ini terdapat 57 unit digester yang tersebar di semua dusun. 

Banyuroto juga memiliki dua unit digester ukuran 20 kubik yang dipakai untuk sistem kandang komunal. Biogas yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur lima sampai enam kepala keluarga.

”Kami menargetkan sampai 2027 paling tidak ada 100 unit digester. Entah nanti memohon bantuan dari dinas, menggunakan dana desa atau bantuan dari pemerintah pusat,” harapnya.

Target itu tidak berlebihan, mengingat warga Banyuroto rata-rata memelihara sapi. Sebelum ada wabah penyakit mulut dan kuku, jumlah ternak sapi diperkirakan mencapai 1.000 ekor.

Untuk mencapai target pembuatan 100 unit digester setidaknya dibutuhkan 200 ekor sapi. Dengan perkiraan satu unit digester biogas ukuran enam kubik, cukup mendapat kotoran dari dua ekor sapi.

Upaya Desa Banyuroto menggerakkan penggunaan biogas, diganjar penghargaan Proklim Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup. Desa ini dianggap berhasil melakukan upaya pengendalian perubahan iklim.

Tak Pusing Elpiji Langka... 

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler