Pelepasan ribuan lampion itu dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilakukan pada pukul 19.00-21.00 dan sesi kedua pukul 21.30-22.30.
”Dengan total lampion yang akan diterbangkan sebanyak 2.569, menyesuaikan tahun Buddhis Era (BE),” jelasnya, dilansir dari laman Pemkab Magelang, Selasa (13/5/2025).
Sebelum melepaskan lampion, para peserta diminta untuk menuliskan doa dan harapan. Lalu ditempel di lampion. Doa itu beragam. Tentang kedamaian, kehidupan yang lebih baik, hingga cinta yang menyatukan.
Murianews, Magelang – Sebanyak 2.569 lampion menghiasi langit Candi Borobudur menjelang peringatan detik detik Waisak 2025 di Marga Utama Candi Borobudur, Senin (12/5/2025) malam.
Bagi umat Buddha, lampion melambangkan doa dan harapan, sekaligus menjadi simbol penerangan bagi semua makhluk.
Adapun Tema yang diusung pada festival lampion kali ini yakni ”Light of Peace” atau pelita kedamaian.
Pelepasan ribuan lampion itu dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilakukan pada pukul 19.00-21.00 dan sesi kedua pukul 21.30-22.30.
Ketua Panitia Festival Lampion Waisak Nasional 2569 BE/2025 Fatmawati menuturkan, tema yang diusung pada festival kali ini yakni light of peace atau pelita kedamaian.
”Dengan total lampion yang akan diterbangkan sebanyak 2.569, menyesuaikan tahun Buddhis Era (BE),” jelasnya, dilansir dari laman Pemkab Magelang, Selasa (13/5/2025).
Menurut Fatmawati, lampion dalam perayaan Waisak menjadi simbol penerangan, kedamaian batin, ketenangan, serta kebahagiaan. Satu buah lampion diperuntukkan empat orang
Sebelum melepaskan lampion, para peserta diminta untuk menuliskan doa dan harapan. Lalu ditempel di lampion. Doa itu beragam. Tentang kedamaian, kehidupan yang lebih baik, hingga cinta yang menyatukan.
Pengalaman Tersendiri...
Tidak saja umat Buddha, momen pelepasan lampion Waisak di Candi Borobudur tiap tahun selalu ramai diikuti warga berbagai daerah. Bagi masyarakat, menerbangkan lampion memberi pengalaman tersendiri. Karena memberi harapan dan cita cita terwujud.
Dalam kesempatan itu, ribuan umat Buddha mengikuti meditasi detik detik Waisak di lapangan Kenari Zona satu pelataran Candi Agung Borobudur Kabupaten Magelang, Senin (12/5/2025) malam.
Dalam momen itu turut dilantunkan mantra parita suci bagi terciptanya perdamaian dunia.
Detik detik Waisak 2569 Budhis Era (BE) jatuh pada pukul 23.55.WIB yang ditandai dengan pemukulan genta. Ribuan umat kemudian larut dalam hening meditasi dengan sikap anjali.
Meditasi dipimpin Rohaniawan Buddha Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera yang juga menyampaikan wejangan dhamma Sang Buddha.
Adapun tema Waisak tahun ini yakni Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Untuk Mewujudkan Perdamaian Dunia.
Sebelumnya, para umat Buddha juga melantunkan mantra parita suci untuk kedamaian dan perdamaian. Mereka mayoritas mengenakan pakaian putih, duduk berjajar menghadap relik sang Buddha Gautama.
Mengelilingi Borobudur...
Di altar tersebut juga terdapat air berkah dan api dhamma yang telah disemayamkan di Candi Mendut.
Sementara menurut Ketua Umum Majelis Mahayana Buddhis Indonesia (Mahabudhi) Biksu Samantha Mahastavira setiap tahun peringatan Waisak Nusantara ditentukan lewat penanggalan khusus chandra sengkala.
Parameter penanggalan Waisak di Indonesia tersebut berbeda dengan ketentuan negara lain. Namun pada intinya peringatan Waisak adalah untuk mengenang tiga peristiwa penting, yakni lahirnya Pangeran Sidarta ke dunia.
Pencerahan agung Sidarta menjadi seorang Buddha dan yang terakhir Parinirvana atau mangkatnya Sang Buddha.
Sementara itu, rangkaian detik-detik Waisak ditutup dengan pradaksina, yakni berjalan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali oleh para Biksu dan umat Buddha.