Rabu, 19 November 2025

Terpisah, Ketua Yayasan As Syafiiyah Magelang, Habib Muhsin Syafingi, turut merasakan kehilangan. Dia tak pernah menyangka 10 guru SD yang dinaungi yayasan yang dipimpinnya kini telah tiada akibat kecelakaan tragis.

Kepergian mereka membawa dampak besar bagi keberlangsungan pembelajaran di SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’iyah.

Pada kondisi normal, setiap kelas diampu oleh dua guru. Satu guru mengampu tahfiz Qur’an dan satu guru lainnya mengampu pelajaran umum.

Dengan kepergian 10 guru tersebut, kegiatan belajar mengajar (KBM) menjadi kurang optimal. Atas kondisi itu, pihak yayasan berusaha mendapatkan pengganti mereka.

”KBM sempat kami liburkan selama tujuh hari setelah peristiwa itu. Kemudian berjalan lagi sambil merekrut guru baru. Alhamdulilah dalam waktu yang singkat kami bisa mendapatkan guru baru,” terang Habib di sekolah.

Dia berharap, kecelakaan yang melibatkan kendaraan over dimension dan over load (ODOL) seperti yang menimpa Siti dan guru lainnya tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Ia juga berharap ada perubahan tata kelola transportasi darat untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi para pengguna jalan.

“Musibah ini kami terima dengan ikhlas. Namun, kami berharap ini adalah peristiwa terakhir. Sekali lagi kami berharap peristiwa ini membawa perbaikan pengaturan keselamatan dan keamanan jalan raya. Kendaraan ODOL itu merusak jalan dan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan,” ujar Habib.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler