Kamis, 20 November 2025

Selain dari pihak sekolah, sopir dump truck, Ladis, 48, turut menjadi korban meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit.

Total korban meninggal dunia dari insiden tersebut ada 12 orang. Duka yang sama juga dirasakan pula oleh keluarga mendiang Ladis.

Siswa menunjukkan foto-foto guru yang telah meninggal dunia di sekolah mereka SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’iyah Mendut, Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin (1/9/2025). (Murianews/Istimewa)

Wajah muram terlihat dari satu siswa bernama Intan. Dia terlihat lebih banyak menundukkan kepala. Ketika ditanya, dia tak mampu berkata-kata.

Dia seperti sedang berusaha tegar sembari menahan air mata. Dia memegang foto Almarhumah Nely Tsuraya, yang ternyata ibunya. Almarhumah meninggalkan dua anak, yang semuanya bersekolah di SD tempatnya mengajar semasa hidup itu.

Sama seperti Intan, Puji Astuti (50) dan Hamam Saefudin (65) juga merasakan duka mendalam. Mereka adalah orang tua dari Almarhumah Finna Mukarromah, penghafal Al-Qur’an yang turut menjadi korban kecelakaan tragis itu.

Puji tak kuasa menahan sesak di dada ketika ditanya tentang sosok anak pertamanya itu. Air matanya bercucuran. Puji terus berusaha membendungnya dengan mengusapnya memakai jilbab cokelat yang dipakainya.

Hamam yang duduk di sampingnya berusaha tenang. Ngafifatul Waro (23), adik dari almarhumah Finna, yang menemani mereka turut tenggelam dalam keharuan.

”Finna adalah anak yang baik, rajin, penurut, dan periang. Dia juga tidak pernah pergi ke mana-mana. Sehabis pulang dari mengajar di sekolah, dia sering mengajar privat tahfiz [menghafal Al-Qur’an] Qur’an anak-anak,” ucap Hamam di rumah sederhananya di Dusun Kawiran, Desa Rambeanak, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler