Kamis, 20 November 2025

Kini Waro menggantikan peran Finna. Beberapa pekan sejak Finna meninggal, Waro belum bekerja. Lalu oleh Ketua Yayasan As Syafi’iyah, Habib Muhsin Syafingi, ia ditawari bekerja di SD tempat Finna mengajar. Namun, saat itu Waro tak langsung menerimanya karena khawatir akan terus bersedih. Sebab, bekerja di sekolah itu tentu akan terus mengingatkannya kepada mendiang kakaknya.

Sampai akhirnya Waro menerima tawaran itu setelah bapaknya mendorongnya agar bekerja di sekolah tersebut. Waro bekerja di SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’iyah sebagai tenaga kependidikan (tendik) sejak 7 Juli 2025.

Tindakan Tegas

Waro telah mengikhlaskan kepergian Finna. Namun, ada yang mengganjal di hati Waro. Dia dan orang tuanya masih menunggu pertanggungjawaban dari pihak yang memang harus bertanggung jawab atas meninggalnya korban kecelakaan maut di Purworejo.

Waro menyebut, kecelakaan seperti yang menimpa para guru SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’iyah tidak akan terjadi jika semua pengguna jalan mematuhi aturan, termasuk kendaraan berat. Oleh karena itu, dia berharap, pihak terkait menindak tegas kendaraan yang melanggar aturan, seperti kendaraan yang dimensinya berlebih dan bermuatan berlebih.

”Untuk pemilik dan pengemudi kendaraan yang bermuatan berlebih, yang di jalan itu bukan kalian saja. Yang punya jalan itu bukan kalian saja, tetapi ada banyak pengendara lain, ada banyak orang lain di situ,” ucap Waro.

Sementara itu, Ketua Yayasan As Syafiiyah Habib Muhsin Syafingi mengatakan, para guru yang menjadi korban meninggal dunia akibat kecelakaan itu kebanyakan berasal dari keluarga yang secara ekonomi terbatas. Beberapa dari mereka menjadi tulang punggung keluarga. Mereka harus menghidupi orang tua, adik-adiknya yang masih sekolah atau kuliah, bahkan ada yang menjadi orang tua tunggal karena telah ditinggalkan suami. Jadi, saat ini ada anak yang menjadi yatim piatu.

Ketua Yayasan As Syafi’iyah Magelang Habib Muhsin Syafingi. (Murianews/Istimewa)

”Bisa dibayangkan bagaimana kondisi psikologi anak-anaknya. Baru dua tahun ayahnya meninggal, sekarang ibunya menyusul meninggal. Dua anak ini menjadi murid di sekolah kami, mereka duduk di kelas II dan kelas VI,” kata Habib.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler