Kamis, 20 November 2025

Ziarah Menjadi Rutinitas Baru

Hingga saat ini Puji masih sering menangis ketika ada orang yang menyinggung tentang Finna. Dia tak pernah berhenti mendoakannya dalam setiap sujud. Puji juga berziarah ke makam Finna yang tidak jauh dari rumah, setiap pagi. Selain untuk mendoakannya, hal itu dilakukan untuk melepas kerinduan kepada anak yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarga itu.

”Di makam saya berdoa semoga Finna diberi ampunan atas kesalahan-kesalahannya, diterima amalnya, dan mendapat tempat di surga,” ulas Puji sambil menyeka air matanya.

Ngafifatul Waro, 23, ziarah di makam kakaknya, Finna Mukarromah, di Dusun Kawiran, Desa Rambeanak, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin (1/9/2025). (Murianews/Istimewa)

Adik kandung almarhumah Finna, Waro, begitu dia biasa disapa, bercerita banyak mengenai perjuangan kakaknya dalam menghidupi keluarga selama ini.

Waro mengisahkan Finna menjadi satu-satunya harapan di tengah keterbatasan ekonomi keluarga. Bapaknya, Hamam, sudah lama tidak bisa bekerja seiring kondisi kesehatannya yang menurun karena sakit sejak beberapa tahun silam. Sedangkan, ibunya, Puji, sebagai ibu rumah tangga tak bisa berbuat banyak.

Alhasil, Finna menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai guru tahfidz di SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’iyah. Selain menghidupi keluarga, Finna juga menanggung biaya kuliah Waro di salah satu perguruan tinggi di Magelang.

”Kenangan yang tak bisa saya lupakan itu saat menjelang saya wisuda. Waktu itu Mbak Finna sangat semangat. Dia yang justru mempersiapkan wisuda saya. Ikut mengurus persiapan wisuda di kampus, mengarahkan saya agar ke MUA (makeup artist). Setelah wisuda saya melamar bekerja di beberapa perusahaan di Bogor,” kata Waro.

Saat di Bogor untuk menunggu panggilan kerja itu, kabar duka tentang kematian Finna menghampiri Waro melalui Whatsapp (WA). Dia bergegas pulang ke Magelang untuk pertemuan terakhir dengan kakak tercintanya yang sudah menjadi jenazah.

”Mbak Finna sejak kecil sampai dewasa selalu belajar agama Islam. Dia juga pernah mondok (menimba ilmu di pondok pesantren). Sampai akhirnya bisa tahfiz. Setelah itu dia mengajar tahfiz di SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’iyah,” imbuh Waro.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler