Di kesempatan itu, ia mengatakan pekerjaan Tol Laut Semarang-Demak sesi 1B direncanakan rampung pada Februari 2027 mendatang. Selama ini, proses pengerjaannya baru mencapai 5 persen dan pembebasan lahan sudah 98 persen.
”Sampai sekarang pembebasan lahan sudah 98 persen dan progres pelaksanaan dilapangan dari PT CRBC WIKA PP secara fisik baru mencapai sekitar 5 persen (sesi 1B),” ujarnya.
Ia mengungakapkan, pekerjaan sesi 1B terkendala cuaca ekstrem yang melanda wilayah Semarang dan Demak akhir-akhir ini. Akibatnya, hanya sesi 1A yakni pembangunan Jembatan Kaligawe di Kota Semarang yang bisa dilakukan.
Pembangunan tol laut Semarang-Demak sendiri dikerjakan tiga perusahaan dari China dan tiga dari Indonesia. Perusahaan itu yakni, Utama Karya dan BUCG China di sesi 1A, CRBC China dan PT WIKA-PP di sesi 1B, dan PTI Adi Karya dan Sinohidro di sesi 1C.
”Jadi kami hanya mencoba 800 meter saja, uji coba namanya trial. Dan itu sudah jadi di tes selama 2 tahun ini penurunanya dan kontruksi kekuatannya itu sudah di hitung. Sementara untuk sesi 1B di atas laut kurang lebih 10 Kilometer,” ungkapnya.
Murianews, Semarang – CRBC dan PT WIKA-PP selaku penanggungjawab pekerjaan Tol Laut Semarang-Demak sesi 1B bakal menggunakan bambu sebagai pondasinya.
Bambu-bambu tersebut diambil dari sejumlah daerah di Jawa Tengah. Salah satunya yakni diambil dari wilayah Kabupaten Grobogan.
Itu diungkapkan Humas CRBC Wika PP Robby Sumarna. Ia menyebut, bambu-bambu itu diambil dari Grobogan, Magelang, Wonogiri, dan Purworejo.
Dalam pengerjaannya nanti, dibutuhkan sekitar 10 juta bambu dengan spesifikasi tertentu. Yakni, harus lurus dengan panjang 8 meter, dan diameternya 8 cm di atas dan 10 cm di bawah.
”Proses pengerjaannya membutuhkan 1500 pekerja,” katanya dikutip dari JatengNews.id, Kamis (18/4/2024).
Ia mengatakan, Tol Laut Semarang-Demak sesi 1B rencananya dikerjakan sepanjang 16 km dan 14 km di antaranya berada di atas laut. Bambu-bambu itu nantinya menjadi pondasi saat membangunan tiang pancang penyangga jalan tol di atas laut.
Robby menjelaskan alasan menggunakan bambu dalam pondasi tol laut ini, nantinya bambu-bambu yang terendam di dasar laut tersebut bisa menjadi karang sehingga semakin lama pondasi tersebut bisa menjadi semakin kuat.
”jadi nanti di atas permukaan laut (jalan tolnya), kurang lebih sekitar 7-8 meter ada diatas permukaan laut,” tambahnya.
Di kesempatan itu, ia mengatakan pekerjaan Tol Laut Semarang-Demak sesi 1B direncanakan rampung pada Februari 2027 mendatang. Selama ini, proses pengerjaannya baru mencapai 5 persen dan pembebasan lahan sudah 98 persen.
”Sampai sekarang pembebasan lahan sudah 98 persen dan progres pelaksanaan dilapangan dari PT CRBC WIKA PP secara fisik baru mencapai sekitar 5 persen (sesi 1B),” ujarnya.
Ia mengungakapkan, pekerjaan sesi 1B terkendala cuaca ekstrem yang melanda wilayah Semarang dan Demak akhir-akhir ini. Akibatnya, hanya sesi 1A yakni pembangunan Jembatan Kaligawe di Kota Semarang yang bisa dilakukan.
Pembangunan tol laut Semarang-Demak sendiri dikerjakan tiga perusahaan dari China dan tiga dari Indonesia. Perusahaan itu yakni, Utama Karya dan BUCG China di sesi 1A, CRBC China dan PT WIKA-PP di sesi 1B, dan PTI Adi Karya dan Sinohidro di sesi 1C.
”Jadi kami hanya mencoba 800 meter saja, uji coba namanya trial. Dan itu sudah jadi di tes selama 2 tahun ini penurunanya dan kontruksi kekuatannya itu sudah di hitung. Sementara untuk sesi 1B di atas laut kurang lebih 10 Kilometer,” ungkapnya.