Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, pihaknya sudah membicarakan pengajuan OMC itu pada BNPB.
”Kami sudah bicara untuk bisa dilakukan OMC kembali sampai menjelang puncak musim hujan,” katanya dalam konferensi pers secara online, Minggu (26/1/2025).
Namun, pihaknya memastikan OMC akan kembali dilakukan. Hanya saja, nantinya sasaran dari operasi modifikasi cuaca itu berada di wilayah lautan bukan daratan.
”Sementara ini di daerah laut bukan di darat. Seandainya ada pertumbuhan awan di darat, kalau masih kecil enggak masalah,” katanya.
Tapi, Bergas melanjutkan, ketika pertumbuhan awannya sudah besar, OMC tidak mungkin dilakukan didaratan, sebab justru akan berdampak luar biasa.
”Semoga masyarakat bisa memahami, bahwa OMC dilakukan untuk mengurangi beban air yang akan hadir di daratan. Ini dilakukan di perairan baik laut utara maupun selatan,” ujarnya.
Murianews, Kudus – Guna mengurangi dampak cuaca ekstrem yang bakal terjadi di akhir Januari 2025 dan awal Februari 2025, BPBD Jateng kembali mengajukan operasi modifikasi cuaca (OMC).
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, pihaknya sudah membicarakan pengajuan OMC itu pada BNPB.
”Kami sudah bicara untuk bisa dilakukan OMC kembali sampai menjelang puncak musim hujan,” katanya dalam konferensi pers secara online, Minggu (26/1/2025).
Ia mengatakan, sebelumnya operasi modifikasi cuaca hanya bisa dilakukan dua hari saja. Itu lantaran ada beberapa pertimbangan sehingga harus disetop sementara waktu.
Namun, pihaknya memastikan OMC akan kembali dilakukan. Hanya saja, nantinya sasaran dari operasi modifikasi cuaca itu berada di wilayah lautan bukan daratan.
”Sementara ini di daerah laut bukan di darat. Seandainya ada pertumbuhan awan di darat, kalau masih kecil enggak masalah,” katanya.
Tapi, Bergas melanjutkan, ketika pertumbuhan awannya sudah besar, OMC tidak mungkin dilakukan didaratan, sebab justru akan berdampak luar biasa.
”Semoga masyarakat bisa memahami, bahwa OMC dilakukan untuk mengurangi beban air yang akan hadir di daratan. Ini dilakukan di perairan baik laut utara maupun selatan,” ujarnya.
Perkiraan Cuaca Ekstrem...
Ia berharap, upaya tersebut dapat menghalau kemungkinan terburuk dari cuaca ekstrem yang diperkirakan masih terjadi hingga akhir Januari mendatang.
Diberitakan sebelumnya, cuaca ekstrem masih mengancam sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Itu dipicu dari kondisi atmosfer yang terjadi di sekitar wilayah Jawa Tengah.
Kepala Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Yoga Sambodo mengatakan aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) pada fase 3 berkontribusi terhadap peningkatan intensitas curah hujan di wilayah Jawa Tengah.
”Hingga akhir Januari sampai awal Februari 2025 diprediksi berada pada fase 4 dan 5, namun bersifat lemah,” kata Yoga.
Kemudian, terdapat gelombang Kelvin dan Rosby di wilayah Jateng pada periode 27-30 Januari yang berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Kondisi ini juga memberi dampak potensi terjadinya hujan sedang hingga lebat di sebagian wilayah jawa tengah.
Pada periode hingga 31 Januari 2025, mayoritas wilayah di Jateng masuk dalam kategori waspada hingga awas. Sebab, wilayah-wilayah itu diperkirakan masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat.